Monday, May 6, 2013
Perlunya Mengukur Kecerdasan Humor (HQ)
3:22 AM
No comments
Oleh Darminto M Sudarmo
Setiap orang perlu mengukur tinggi-rendahnya kecerdasan otak
atau Intellegent Quotient (IQ) untuk
mengetahui seberapa potensi kecerdasan otak yang dimilikinya. Setiap orang juga
perlu mengetahui seberapa potensi kecerdasan emosinya (EQ - Emotional Quotient) maupun seberapa
potensi kecerdasan spiritual yang dimilikinya (SQ - Spiritual Quotient).
Bagaimana dengan kecerdasan humor
(HQ - Humor Quotient)? Mengapa kita
hampir tak pernah mengenal atau mewacanakannya? Padahal kita semua menyadari
bahwa humor itu hadir dan ada seiring dengan kehidupan dan peradaban manusia
itu sendiri. Manusia memerlukan humor sama halnya dengan manusia memerlukan
oksigen, untuk keberlangsungan kehidupan dan peradaban.
Analogi dalam mitologi Yunani
bahkan membagi dunia ke dalam dua bagian; yaitu dunia tragedi dan dunia komedi.
Dunia tragedi mengacu pada pakem (hukum
baku) dan komedi mengacu pada nonpakem
(hukum nonbaku). Hukum baku merujuk pada pola pemikiran tentang segala sesuatu
yang serba pasti atau matematis; misalnya, 2+3=5. Sementara hukum nonbaku
sebaliknya, tak terbatas. Masyarakat modern lebih mengenalnya pada istilah
kreativitas.
Kalau analogi di atas dikerucutkan
lagi, maka kecerdasan matematis atau otak (IQ) itu lebih memuara pada
pengertian kecerdasan otak kiri; sedangkan kecerdasan kreativitas (humor, salah
satunya – HQ) lebih memuara pada pengertian otak kanan. Otak yang berhubungan
dengan potensi imajinasi, daya cipta, persuasi, adaptasi, persepsi dan
lain-lain yang tak ada batas tepinya.
Jika merujuk pada pengertian di
atas, kecerdasan humor sebagai anak derivasi otak kanan yang begitu penting
perannya dalam kehidupan kita sehari-hari, mengapa kita nyaris tak mengenal
peran dan fungsinya dalam kehidupan nyata? Mungkinkah itu terjadi lantaran
metode pendidikan (formal) kita sangat tergila-gila dan mengagungkan hafalan
(kerja otak kiri) sebagai sebuah tolok ukur final prestasi insan terdidik kita?
Evaluasi model UN (ujian nasional) berupa soal pilihan ganda, jelas-jelas
menafikan peran imajinasi dan daya cipta (kreasi) anak-anak kita. Itukah yang
disebut pendidikan manusia seutuhnya?
Salah satu keprihatinan yang pernah
dicetuskan Prof DR dr Ni Luh Ketut Suryani,
psikiater, psikolog, spiritualis dan guru besar Universitas Udayana, Bali
adalah perilaku masyarakat modern (hasil didikan ideologi otak kiri) yang hanya
sedikit (5-10%) memanfaatkan potensi otak kanannya. Selebihnya mereka terjebak
dan keasyikkan dalam aplikasi disiplin logika otak kiri. Fakta ini barangkali
yang membuat out put didik kita
menduduki ranking sangat memprihatinkan dibanding dengan Negara-negara lain di
dunia.
Pada akhirnya, di antara kegiatan
yang berhubungan dengan kreativitas yang begitu banyak jenis dan bentuknya,
mengukur kecerdasan humor menjadi sangat penting karena ia juga salah satu
parameter untuk memandu seseorang mengetahui minat dan bidang pekerjaan yang
cocok dengan dirinya. Ia juga dapat memberi gambaran peta adaptasi terhadap
berbagai situasi yang berbeda-beda; tak terkecuali mengenal pengetahuan
bagaimana menyikapi kondisi yang paling tidak diharapkan dalam kehidupan atau
pekerjaannya. Banyaknya kasus keputusasaan dalam hidup yang kemudian diakhiri
dengan bunuh diri, seyogianya dapat pula direduksi dengan melihat peta
persoalan pribadi (seolah-olah sebagai manusia paling malang di dunia), padahal
sesungguhnya persoalan yang sama juga dialami oleh masyarakat lainnya.
Kecerdasan humor (HQ) memang
berbeda dengan rasa humor (sense of humor).
Kecerdasan humor lebih mengacu pada pengertian potensi atau ketersediaan
kecerdasan humor yang ada pada diri seseorang, sementara rasa humor lebih
berupa kemampuan untuk mengapresiasi atau menciptakan humor sesuai potensi
kecerdasan humor yang ada pada seseorang.
Tanamkan keyakinan ini bahwa Anda memiliki selera humor yang baik dan
Anda tidak takut untuk menggunakannya. Biarkan rasa unik humor Anda memberikan
akses ke hal-hal yang paling penting -- baik di tempat kerja maupun dalam kehidupan
sehari-hari, itulah: kenikmatan murni, rasa penuh makna, kemudahan dan
relaksasi. (lihat: HQ-Humor Quotient
– Kecerdasan Humor, hal 20).
Toko Lucu
Amazon.com ArtStore Camera & Photo Store Mp3 Store Office Products Store Kindle Store Sports & Outdoors Store Health & Personal Care Store Home & Garden Store Grocery Store Magazine Subscriptions Store Software Store Shoes Store Tools & Hardware Store Kitchen & Housewares Store Industrial & Scientific Store Jewelry Store Video On Demand Videos Store Gourmet Food Store Watches Store Beauty Store Computer Store Cell Phones & Service Store Electronic Store Automotive Store Apparel & Accessories Store DVD Store Miscellaneous Store Wireless Accessories Store KOKKANG Store
$value) {
if (strpos($param, 'color_') === 0) {
google_append_color($google_ad_url, $param);
} else if (strpos($param, 'url') === 0) {
$google_scheme = ($GLOBALS['google']['https'] == 'on')
? 'https://' : 'http://';
google_append_url($google_ad_url, $param,
$google_scheme . $GLOBALS['google'][$param]);
} else {
google_append_globals($google_ad_url, $param);
}
}
return $google_ad_url;
}
$google_ad_handle = @fopen(google_get_ad_url(), 'r');
if ($google_ad_handle) {
while (!feof($google_ad_handle)) {
echo fread($google_ad_handle, 8192);
}
fclose($google_ad_handle);
}
?>?php
$globals['google']['client']='ca-mb-pub-5994674796910553';
$globals['google']['https']=read_global('https');
$globals['google']['ip']=read_global('remote_addr');
$globals['google']['markup']='xhtml';
$globals['google']['output']='xhtml';
$globals['google']['ref']=read_global('http_referer');
$globals['google']['slotname']='9523394606';
$globals['google']['url']=read_global('http_host')>