Perhelatan Reuni Seni ASRI-Yogyakarta |
Pemerintah via Pemprov/pemkab/pemkot, sebenarnya menyuplai dana rutin
untuk dewan kesenian-dewan kesenian seluruh Indonesia. Tapi kata KESENIAN
ini seringkali berkutat di sekitar seni SASTRA, TEATER, RUPA, TRADISIONAL, saya
kok belum pernah dengar ada relasi jelas dengan seni LAWAK, KARTUN, dan seni
HUMOR lainnya...apa mindset hegemoni-nya tak melihat fakta yg berkembang di
masyarakat ya?
Kalau dana itu berasal dari rakyat, ya dikembalikan lagi kepada rakyat secara adil dan transparan. Pernah iseng2 ngomong sama Gunoto Saparie, beberapa kesenian (humor, dll) itu menginduk kepada folder-folder besar yang diakui oleh departemen terkait.
Berkembangnya cabang dan ranting seni yang dalam fakta kontemporer begini progresif dan menggeliat, mengapa Pemprov/pemkab/pemkot tidak mengonggreskan lagi hal penting begini, setidaknya dalam tatanan administratif supaya mengalir secara adil dan merata pada masyarakat seni penganutnya. folder-folder besar seperti seni SASTRA, TEATER, RUPA, TRADISIONAL, selayaknya dikaji ulang karena tumbuhnya DERIVASI kesenian yang demikian maju dan juga punya kontribusi bagi estetika dan kemanusiaan...tak terlihatkah itu semua?
Jadi sebagai rakyat yg punya wakil, saya menugaskan kepada Anggota DPRD Komisi Seni dan Budaya untuk memikirkan dan merumuskan ini supaya kita semua paling tidak melihat Anda semua memang bekerja untuk bangsa, yah minimal bangsa-nya orang-orang lucu (kartunis, pelawak, humoris dll) yg kalau mau pameran saja, mengadakan lomba musti jumpalitan cari dana ke sana kemari....hoiiiii hoiiii!
Salam
dms
Kalau dana itu berasal dari rakyat, ya dikembalikan lagi kepada rakyat secara adil dan transparan. Pernah iseng2 ngomong sama Gunoto Saparie, beberapa kesenian (humor, dll) itu menginduk kepada folder-folder besar yang diakui oleh departemen terkait.
Berkembangnya cabang dan ranting seni yang dalam fakta kontemporer begini progresif dan menggeliat, mengapa Pemprov/pemkab/pemkot tidak mengonggreskan lagi hal penting begini, setidaknya dalam tatanan administratif supaya mengalir secara adil dan merata pada masyarakat seni penganutnya. folder-folder besar seperti seni SASTRA, TEATER, RUPA, TRADISIONAL, selayaknya dikaji ulang karena tumbuhnya DERIVASI kesenian yang demikian maju dan juga punya kontribusi bagi estetika dan kemanusiaan...tak terlihatkah itu semua?
Jadi sebagai rakyat yg punya wakil, saya menugaskan kepada Anggota DPRD Komisi Seni dan Budaya untuk memikirkan dan merumuskan ini supaya kita semua paling tidak melihat Anda semua memang bekerja untuk bangsa, yah minimal bangsa-nya orang-orang lucu (kartunis, pelawak, humoris dll) yg kalau mau pameran saja, mengadakan lomba musti jumpalitan cari dana ke sana kemari....hoiiiii hoiiii!
Salam
dms
Rakyat
Pencinta Lelucon
Komentar:
M Djoko Yuwono turut berduka cita sedalam-dalamnya... hihihi...
Joko Luwarso bagaimana kalau kita 'nglurug' ke senayan dg membawa catatannya Mas Dar ini ...?
M Djoko Yuwono @Joko Luwarso: setubuh.... ben pada melek mereka...
Katmojo Atmojo Sedang leyeh-leyeh dengan selebritis :)
Djoko Susilo lho sibuk membuat "program" ...yang tak pernah diwujudkan..
Hertanto Soebijoto Saya
tidak yakin apakah usul saya ini akan mendapat respon dari teman2 yg
lucu2, tp apa salahnya saya declare di sini. Setahu saya, sudah tiga
tahun lamanya di resto Warung Daun di Jalan Cikini mengadakan diskusi
bertajuk "POLEMIK", temanya apa saja, pembicaranya bisa siapa saja, dan
dari mana saja, termasuk anggota DPR bahkan menteri bisa kita undang utk
berdiskusi membahas unek-unek yg kita punya. Difasilitasi Radio
Trijaya, pihak mereka akan menggelar diskusi tsb dengan mengundang
pihak2 yg berkompeten utk membahas tema yg kita usulkan, sebelum
kemudian dari sana kita usung ke DPR. Biasanya diskusi POLEMIK ini
diminati wartawan. Terima kasih.
Joko Luwarso Boleh juga ide bung Hertanto....
Tandi Skober Mas Darminto M Sudarmo
nah lo...komen Mas Hertantyo itu peluang cemas yups emas neee...kita
undang SBY. Kita kasih tajuk diskusi JURNALISME IMAJINER VS EMAJINASI
YUDHOYONO.... hehehehe
Darminto M Sudarmo Bagi yg ada di Jakarta, saran Hertanto itu asyik juga lho...tak ada salahnya bawa tema ke sana...
M Djoko Yuwono Oke... mari kita folow up...
Darminto M Sudarmo Bang Tandi, humor itu serius lho bang ha ha haaaa!!!
Tandi Skober iya
makanya kita ambil tema itu Jurnalisme Imajiner....imajinasi humoris
ketika diaplikasikan dlm ekspresi politik maka yang muncrat adalah
ejakulasi ejakulasi aneh cerdas dan akan membuat SBY terperangah. Kita
arahkan agar SBY tdk hanya punya daya juga harus punya gaya. Caranya?
Jadikan kartun sebagai sarapan pagi, jadikan para mentri menjadi ayam
kartun hahahahah
Hertanto Soebijoto Bagaimana
kalau Pakarti Jakarta kita mintai bantuan utk membuat proposal, dgn
dibantu saran dari teman2--termasuk siapa saja yg perlu diundang dalam
diskusi itu, biar mereka yg mengajukan pihak Warung Daun, sehingga
selepas Lebaran bisa digelar diskusi tersebut? Bung Sarkeh Chandra
menurut saya cukup cekatan dalam hal ini...
Tandi Skober Mas Dar... aku cabut dulu ya... pokoknya aku mah kumaha nu gaduh bendo wae lah...
Darminto M Sudarmo Hertanto,
pakarti mungkin bisa diwakili Jan Praba, Joko Luwarso, Choir de
Cartoonist dan lain-lain...halo Mas Jan, Dik Ook, Dik choir...ini ada
masukan menarik lho...
Yeksa Sarkeh Chandra Yups....hadir !!!!! saya akan bergerak sesuai komando Mas Yan Praba, dan Mas Joko Luwarso........demikian Bapak2 semua......tp ide mas Hertanto Soebijoto bisa di uji coba.......
Darminto M Sudarmo Tandi Skober, sumuhun akang...sami...
M Djoko Yuwono Pakarti Jakarta kapan yuk duduk nyemprul bareng di Cikini...
Darminto M Sudarmo Chandra, thanks udah mendarat...
M Djoko Yuwono Koran Satire 'O... Posisi' siap berpartisipasi....
Hertanto Soebijoto @M Djoko: dan Kompas.com juga, hehehe....
Yeksa Sarkeh Chandra Yg punya koran atau media lain hukumnya wajib menyiarkan ke seluruh penjuru Republik ini .........kalo ngga bisa kualat...
M Djoko Yuwono Poskota.co.id juga siap.... hahaha...
Aslam Kussatyo Mungguhku,
proporsi seni budaya tampaknya memang semakin kabur di mata pemegang
otoritas kebijakan, Mas. Jangankan sampai menyentuh persoalan cabang dan
akar. Sedang pemahaman mrk ttg kesenian pun makin krng jelas. Bahkan
ada gejala mkn buruk, hanya kes profan lah yg patut diperhatikan krn lbh
memberi kontribusi 'fisik' sesaat. Memprihatinkan!
GÕm Tobing Sekalian,
Lelucon Survei Indonesia perlu bikin survei komprehensif untuk
mengetahui banyakan mana antara KERUTAN DAHI, KERUTAN MATA dengan
KERUTAN PIPI yang dimiliki oleh para Anggota DPR Komisi Seni dan Budaya
itu.. Jangan2 itulah penyebabnya..
Darminto M Sudarmo Aslam Kussatyo, wah masukan ini makin menambah wawasan kita soal jeroan yg misterius itu...
Darminto M Sudarmo GÕm Tobing, ha ha haaaa...anda bisa aja, dasar kartunis nis nis nissss!
GÕm Tobing Hiks.. dengar ada yg kumpul2 di cikini awak yg di Medan jadi iri.. hik hik hik.. hehehe met sore Pae..
Supaya Gak Bosen Komen Dilanjut Begini dan ada catatan waktunya.
- Darminto M Sudarmo M Djoko Yuwono, mas nitip bugkuske bakmi cikini depan tim, lho ya...15 Juli pukul 19:20 ·
- Darminto M Sudarmo Joko Luwarso, demo atau apa, pokoknya harus lucu lho, biar yg busem2 jadi bersih...15 Juli pukul 19:21 ·
- Darminto M Sudarmo GÕm Tobing, lho ini kumpul lintas penjuru lae...bisa sambil ngopi di rumah masing2 he he he....!15 Juli pukul 19:23 ·
- GÕm Tobing Sip Pae.. aku setuju banget, kalo mau ngeluruk ke Senayan, harus lucu, tp jgn sampe bersih2.. ntar dikira, kita nyaplok dari jiran sebelah lagi. kan ga lucu, krn itu Oom Zuki hrs konprensi pers di kuala lumpur..?15 Juli pukul 19:26 · · 2
- Darminto M Sudarmo hello guys, mohon pencerahan nih...yg relevan itu diknas apa budpar sih yg terkait dgn seni budaya, awak makin pikun aja....15 Juli pukul 19:29 ·
- Darminto M Sudarmo Dengan ini diknas diralat jadi budpar, mohon dimaklumi he he he...15 Juli pukul 19:34 ·
- Aslam Kussatyo Maklum dudu pegawai. Luwih maklum meneh generasine wis beda! Hahahaha15 Juli pukul 20:31 ·
- Darminto M Sudarmo Aslam Kussatyo, ha ha haaa, bener bingung, ganti menteri, ganti juga departemen, apalgi ditempelin sana-sini...dinunut-nunutk
e, wakakakakaaa!!! 15 Juli pukul 20:34 · - M Djoko Yuwono @Mas Darminto, sekarang juga dah gak ada departemen... Mangkin binun kan? Istilah departemen dah diganti kementerian...15 Juli pukul 23:24 ·
- Darminto M Sudarmo M Djoko Yuwono , wah begitu ya mas? lengkap sudah kebinunan aye...15 Juli pukul 23:30 ·
- M Djoko Yuwono nah... Pak Beye bikin Perpres No 47 Tahun 2009 (3Nov2009) mengubah istilah departemen jadi kementerian...... Gak tau apa kamsudnya.... Bikin bingung aja....15 Juli pukul 23:41 ·
- Darminto M Sudarmo M Djoko Yuwono, yah yg penting intinya tau mas, yaitu supaya bingung ha ha ha!15 Juli pukul 23:42 ·
- Jan Prabaassalamu'alaikum sodara-sodaraku,.....syuku
r alhamdulillah bahwasanya saat ini eksistensi PAKARTI perlahan diakui. Insya Allah juga rekan-rekan media sudah mau membuka diri untuk memberi ruang ekspresi bagi kartunis. Saya sangat senang, kal...Lihat Selengkapnya 15 Juli pukul 23:50 · · 2 - Jan PrabaAlangkah baiknya, mari kita benahi dulu siapa diri kita sebelum mengajukan 'protes atau tuntutan' tentang dana pembinaan. Untuk dana pembinaan sanggar-sanggar seni yg notabene sudah diakui di Gelanggang2 Remaja saja menguap entah ke mana.....Lihat Selengkapnya15 Juli pukul 23:55 · · 2
- Darminto M Sudarmo Jan Praba, thanks mas yan, inii opini atas nama pribadi, dan tidak terkait langsung baik pakarti atau organisasi humor lainnya, kalau ada yg kebakaran jenggot n pingin mbakar jenggot saya suruh nunggu jenggot saya tumbuh dulu ha ha haaaa!15 Juli pukul 23:59 · · 3
- Gunoto Saparie Odios, kalimat pertamamu salah. Dana untuk dewan-dewan kesenian itu dari pemprov, pemkab, atau pemkot lewat APBD. Bukan dari depbudpar (kembudpar), bukan pula kemdiknas. Hehehehe16 Juli pukul 2:45 · · 1
- Darminto M SudarmoGunoto Saparie, lah pencerahan ini yg kita tunggu Mas Gun...maklum daku sudah puluhan tahun gak tau menahu mekanisme terbaru aliran dana utk keperluan itu, but whatever, intinya kan dana rakyat yg didistribusikan ke rakyat lagi...jadi kalau...Lihat Selengkapnya16 Juli pukul 8:16 ·
- Darminto M Sudarmo Ralat atas ralat: Dana untuk dewan-dewan kesenian itu dari pemprov, pemkab, atau pemkot lewat APBD. Bukan dari depbudpar (kembudpar), bukan pula kemdiknas.16 Juli pukul 8:34 ·
- Kuncoro Adi Broto wah budaya korupsinya itu yang mungkin belum ilang di negara ini kalo memang ada dana dari pemprov terus kemanakah larinya dana itu...pantes aja kesenian kurang berkembang wong dananya ditilep/dikempit di ketiak semua :D16 Juli pukul 9:48 ·
- Kuncoro Adi Broto Memang enak hidup di negeri orang kalo begini terus di negeri sendiri.Jadi jangan salahkan kalo kemudian rasa nasionalisme bangsa ini kok meluntur ada apakah ini :(16 Juli pukul 9:51 ·
- Darminto M Sudarmo Kuncoro Adi Broto, terkait Jakarta sudah baca komen-nya mas yan yg kedua, kan? saya juga ikut "bangga" merasakan misterius kabar itu...tapi jangan gampang patah semangat...masih ada peluang dialog...lihat komennya mas hertanto di atas....pokoknya sebagai warga insan humor kita harus membuktikan bahwa kita sanggup menertawakan kepahitan kenyataan yang ada...sy yakin anda juga punya kelenturan untuk itu...16 Juli pukul 9:54 ·
- Koesnan Hoesiesaya biasanya paling kurang sreg,ketika harus bekerja dengan cari cantolan dana pemerintah( males ngurus birokrasinya yg ujung2nya cuma ngajarin kita peluang2 untuk jadi ikut nilep anggaran),ketika pertama kali dewan kesenian didirikan dija...Lihat Selengkapnya16 Juli pukul 12:06 · · 1
- Darminto M Sudarmo Koesnan Hoesie, syukurlah ada yg lebih suka mandiri daripada harus menempuh belantara birokrasi yg penuh dgn harimau, singa dll...ha ha ha! Mudah2-an semangat semua kartunis spt anda, bos, saya bangga sekali dan bisa tidur nyenyak...16 Juli pukul 12:59 ·
- Darminto M SudarmoJan Praba, itu duit rakyat yang menjadi hak kelompok kesenian (dana pembinaan) dan pendistribusiannya difasilitasi pemerintah via apbd, tiap periode dilaporkan kepada dprd (wakil rakyat) bahwa pemprov/pemkab/pemkot sudah menyalurkan sekian...Lihat Selengkapnya18 Juli pukul 9:09 · · 1
- Darminto M Sudarmosemua dana yg ada di pemerintah pusat/daerah berasal dari pajak rakyat, aset negara (bumi, air dan segala isinya dikelola negara dg tujuan utk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat lihat UUD'45....), devisa dan lain-lain itu semua adalah dana ...Lihat Selengkapnya18 Juli pukul 9:26 · · 1
- Jan Praba itulah lucunya mas, kita tahu itu uang daripada rakyat dan harus dilaporkan kembali daripada rakyatnya......tapi kita kok merasa alergi jika dana pembinaannya disertai catatan kecil....hahahahahhahaha19 Juli pukul 0:27 ·
- Darminto M Sudarmo Jan Praba, kalau di buku namanya catatan kaki; kalau di restoran, catatan bawah meja; kalau di mal sakmeja-mejanya...ha ha haaa!19 Juli pukul 17:17 ·
0 comments:
Post a Comment