Tuesday, November 17, 2009

MPR Gelar Sumpah Pocong

Oleh Tandi Skober

Hening menelikung ruang majelis rakyat. Kepala patung Burung Garuda tidak lagi miring ke kiri tapi sudah menghadap ke depan. Mata garuda itu agak sikit sipit mirip tokoh China bernama Hwang Sho Gok. Hidung garuda tidak lagi bengkok tapi lurus. Ini ngingetkan akan hidung neoliberalisme bernama Yu Liah Robek. Kepak sayapnya? Hmm berwarna koalisi kuning biru dan pink. Ada seleret tipis warna merah, tapi tidak dominan. Dan di sana ada tulisan dalam tinta emas bertuliskan: Jaya, Jenius sekaligus Jenaka.

Mata Garuda itu melihat para wakil rakyat, utusan golongan, dan golongan putus asa yang duduk manis di deret kursi yang melengkung oval. Tampaknya mereka mematut-matut diri ‘buruk rupa tetep mencari cermin’.

Tribun atas sebelah kiri terlihat dipenuhi parlemen facebooker. Mereka berseragam serba putih berpita hitam. Zikir mata mereka: ”Kpk,kpk,kpk,kpk” Tribun atas sebelah kanan tampak komunitas berbagai LSM berseragam serba merah. Di dahi meraka ada gambar cikcak. Sementara tribun di antara kiri dan kanan terlihat parlemen media cetak elektronik baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Dipastikan semua televisi mengadakan siaran langsung. Dipastikan juga semua koran menunda ded len hingga gelar sumpah pocong khas MPR ini berakhir. Di luar gedung MPR, bahkan di seluruh pelosok negeri, semua, semua dan semua rakyat duduk di depan pesawat televisi.

“Bila dulu sumpah palapa Gajah Mada mampu mempersatukan nusantara,”ucap pimpinan sidang Taufik,memulai acara gelar,”Maka hari ini Sumpah Pocong akan jadi saksi sejarah bahwa keadilan tetap tegak mesti dibawah todongan bedil. Keadilan kudu istikamah meski langit Indonesia kucurkan darah. Keadilan harus tidak berpihak! Itulah sebabnya kepala burung Garuda tidak lagi melihat ke kiri tapi melihat ke depan! Kenapa? Kalau kepala burung lihat ke kiri ato ke kanan itu namanya burung selingkuh! Jangan biarkan burung siapapun sebesar apapun selingkuh. Kepala burung harus dipastikan menghadap gua garba keadilan! Hidup kepala burunggggggg!”

“Hiduppppp!” teriak para wakil rakyat berkelamin wanita sambil nyanyi, ”Topi saya bundar, bundar topi saya, kalau tidak bundar bukan susu saya.” Sementara para wakil rakyat berkelamin pria koor nyanyi, ”Burung kakak tua menclok di MPR, meski sudah tua tetep di DPR.”

Taufik mengangkat tangannya, ruang kembali hening. “Itulah Indonesia, saudara-saudara. Tiada hari tanpa nyanyi, caci maki dan cari muka, ”kembali ucap Taufik,”Padahal daripada unjuk caci maki kenapa kita tidak cuci muka ambil air wudlu dan shalat? “

Taufik cengar-cengir. “Kemarin wartawan Dadang Kusnandar dari CNN mewawancarai saya. Dia bilang kasus cikcak-buaya sebenarnya terjadi disebabkan adanya lack of leadership of SBY. Kenapa sumpah pocong jadi solusi? Saya jawab sumpah pocong adalah sumpah yang mengakar di tanah Jawa dan bersifat kulturistik.”

Orang di ruangan MPR manggut-manggut. Decah kagum tertuju pada Taufik. Apalagi saat Taufik masuk tivi pas diwawancarai TV Cerhebon. Ia kenakan kupluk putih, sarung putih, baju koko putih dan berkata, ”Kasus cicak-buaya adalah pengulangan fenomena sejarah. Era Amangkurat XVI abad ke 17, ada kasus wadon nir wadonira. Rakyat gelisah. Terjadi geger rerungon tak sedap tertuju pada istana. Eh, raja diam-diam saja. Raja tertelikung lack of leadership. Hingga para punggawa pun adakan protes lewat ‘sabdapalon pepe asal oyeg’. Saat itu sang raja tersentuh. Ia ambil keputusan keluarkan trakat sumpah pocong massal di seluruh negeri. Hasilnya? Negeri kembali menjadi tentrem kerta hatta rajasa...”

“Itukah sebabnya MPR akan gelar sumpah pocong?” tanya wartawan.

“Benar dan betul tul tul tul...”

***

Lagu kebangsaan “Cecak-cecak di Dinding” baru saja selesai diperdengarkan ketika tiga manusia dari kelompol cecak yaitu ABC (baca Antah Bibit dan Canda) juga 2 manusia dari kelompok buaya yaitu xx ww memasuki ruang MPR. Manusia nan lima itu membawa kain kafan panjang berwarna putih. Ruangan pun dialiri ketegangan yang pengap. Semua mata tertuju pada prosesi sumpah pocong.

Kini ke lima manusia itu menghadap pimpinan MPR. Si A maju selangkah bicara cukup tegas, ”Kami siap melaksanakan sumpah pocong. Laporan selesai!”

“Lanjutkan!” balas Taufik, ”Lebih cepat lebih baik!”

Maka, lihatlah satu demi satu mereka membungkus tubuhnya dengan kain kafan putih. Sementara petugas secretariat MPR agak terburu-buru membawa 5 kurungan ayam. Satu orang dapat satu kurungan ayam. “Kalian ngga lupa kan prosesi sumpah pocong?” tanya seks kretariat.

Manusia nan lima mengangguk. Mereka sudahpun berbungkus kain kafan. Bahkan begitu sangat anggun masuk ke dalam kurungan ayam. Terus? Taufik berkata tegas, ”Saudara-saudara, lihat kini sudah ada lima kurungan ayam berisikan tokoh republik ini yang berbungkus kain kafan. Kepada semua yang hadir nyanyi turun sintrennnnn, gerak!” Tak pelak, semua yang hadir di ruang MPR nyanyikan lagu turun sintren.

Dari tribun utara terdengar koor, “Turun-turun presiden, presidene widadari, nemu kembang yun ayunan, nemu kembang yun ayunan, kembange si jaya indra, nemu kembang yun ayunan.”

Dari tribun selatan, “Turun-turun sintren, sintren widadari, nemu kembang yun ayunan, nemu kembang yun ayunan, kembange si jaya indra, nemu kembang yun ayunan.”

Taufik bingung, ”Wah kok jadi begini. Sintren! Bukan Presiden!”

Tapi tetep saja ada dari mereka yang nyanyikan lagu turun presiden. Ruang jadi chaos. Mereka kini turun menjadi dua kelompok. Ada kelompok Turun Presiden ada kelompok turun sintren. Sementara lima kurungan ayam mulai asal oyeg, bergerak dan terus bergerak. Kurungan ayam itu seakan-akan menari. Ini adalah tarian politik Indonesia. Juga, lihatlah mata burung garuda mulai menangis. Airmatanya mengalir deras, amat deras. Hingga ruang MPR banjir airmata burung garuda.... Jawa pun tenggelam.

Tiba-tiba...”Tandiiiiiiiiii!”teriak Taufik Hidayat,”Mana naskah asal oyeg?!”

“Siap, Boss! Dah selesai boss! Judulnya sumpah bohong, Bos.”

“Sumpah bohong ato sumpah pocong!”

“Sumpah bohong!”

“Siapa yang bebohong?”

“Tandi Skober, Boss!”***

0 comments:

Post a Comment


Toko Lucu

Amazon.com ArtStore Camera & Photo Store Mp3 Store Office Products Store Kindle Store Sports & Outdoors Store Health & Personal Care Store Home & Garden Store Grocery Store Magazine Subscriptions Store Software Store Shoes Store Tools & Hardware Store Kitchen & Housewares Store Industrial & Scientific Store Jewelry Store Video On Demand Videos Store Gourmet Food Store Watches Store Beauty Store Computer Store Cell Phones & Service Store Electronic Store Automotive Store Apparel & Accessories Store DVD Store Miscellaneous Store Wireless Accessories Store KOKKANG Store

$value) { if (strpos($param, 'color_') === 0) { google_append_color($google_ad_url, $param); } else if (strpos($param, 'url') === 0) { $google_scheme = ($GLOBALS['google']['https'] == 'on') ? 'https://' : 'http://'; google_append_url($google_ad_url, $param, $google_scheme . $GLOBALS['google'][$param]); } else { google_append_globals($google_ad_url, $param); } } return $google_ad_url; } $google_ad_handle = @fopen(google_get_ad_url(), 'r'); if ($google_ad_handle) { while (!feof($google_ad_handle)) { echo fread($google_ad_handle, 8192); } fclose($google_ad_handle); } ?>