Oleh Danny Septriadi
Saya teringat awal mula mengumpulkan buku-buku tentang
humor terbitan dalam negeri pada tahun 1987-an. Kemudian tahun 1990-an mulai
membeli buku-buku humor terbitan luar negeri. Pada waktu itu pembelian buku dilakukan
melalui teman atau saudara yang sedang sekolah di luar negeri. Setelah saya bekerja,
baru mulai rutin mengoleksi buku-buku tentang humor, kartun, dan komedi.
Ada
beberapa tempat di dalam negeri yang menjadi pusat perburuan favorit buku-buku
humor, yaitu: Kenari Mas, Cempaka Mas, Pasar Festival Kuningan, QB World (sudah
tutup), danTimes Bookstore Plaza Indonesia (sudah tutup). Sedangkan tempat perburuan
di luar negeri yaitu: Borders Bookstore Singapore (sudah tutup), Kinokuniya
Singapore, Kinokuniya Kuala Lumpur, MPH Kuala Lumpur, dan toko buku bekas di
Lisbon, Portugal. Kalau melalui online
beberapa website menjadi favorit saya
di antaranya: amazon, abebooks, dan alibris. Selama periode tersebut sampai
dengan tahun 2015, buku-buku tersebut hanya menjadi koleksi pribadi di rumah
saya. Dari hasil diskusi yang intens dengan Seno Gumira Ajidarma dan Darminto,
kami memutuskan untuk mendirikan Institut Humor Indonesia Kini.
Bulan
Maret 2016, Institut Humor Indonesia Kini (IHIK3) berinisiatif menyelenggarakan
diskusi dengan topik “Humor Masa Kini”. Di luar dugaan, acara itu ternyata
berlangsung lancar dan terbilang sukses, karena selain diliput oleh media
dengan gegap gempita, juga dari diskusi para pembicara menghasilkan out put berkualitas mengenai humor.
Materi itu kemudian diterbitkan dalam bentuk audio-visual, dan dalam bentuk tulisan yang dicetak secara
terbatas.
Novrita
Widiastuti, Yasser Fikri, dan Michael Gorbachev Dom hadir pada saat acara
tersebut berlangsung; tak terduga juga, ternyata mereka kemudian tertarik untuk
bergabung dan berkomitmen serius untuk mengembangkan visi dan misi IHIK3. Nah,
pura-puranya Anda harus kaget, supaya saya senang, Verani Arisa, putri almarhum
Arwah Setiawan -- tokoh ilmuwan humor
pertama di negeri ini dan pendiri Lembaga Humor Indonesia (LHI) -- hadir dalam
acara tersebut. Lebih mengagetkan lagi, ujung dari pertemuan itu ternyata Arisa
kemudian menghibahkan seluruh koleksi dan dokumentasi almarhum Arwah Setiawan baik
berupa buku-buku maupun tulisan kepada IHIK3. Direncanakan materi-materi itu
akan diterbitkan dan dipublikasikan agar masyarakat luas dapat memetik manfaat
dan kegunaannya.
Pada
September 2016, IHIK3 kembali mengadakan Simposium Humor dengan topik “Humor
yang Adil dan Beradab”. Acara ini juga kami nilai berhasil karena semakin
banyak menghasilkan tulisan-tulisan terkait humor yang berkualitas. Darminto M
Sudarmo, Arswendo Atmowiloto, dan Agus Noor memublikasikan tulisannya di harian
terkemuka Kompas terkait simposium tersebut, kemudian media-media terkemuka
juga memublikasikan acara tersebut di media cetak dan online. Melalui tulisan Darminto, maka IHIK3 dipertemukan dengan
Dina Tuasuun yang sedang memerlukan referensi terkait humor untuk anak dalam
rangka penyelesaian karya akhirnya.
The
Now (The Present)
Hari
ini tanggal 11 Oktober 2017 IHIK3 membuka fasilitas Perpustakaan dengan koleksi
khusus buku-buku humor, comedy, cartoon,
jokes, dan lain-lain. Koleksi yang sementara diadakan adalah sebanyak
kurang lebih 400 eksemplar buku dari 1.250 koleksi pribadi. Saat ini sedang
dalam proses penyusunan katalogisasi untuk mempermudah pencarian buku.
Berdasarkan
pengalaman saya, ada beberapa kategori buku humor yang menjadi koleksi
perpustakaan. Pertama, kalau pembaca sedang butuh hiburan, maka tinggal membaca
lelucon-lelucon atau gag cartoon.
Kategori ini tidak memerlukan banyak waktu untuk menghasilkan tawa. Kedua, jika
pembaca punya waktu lebih, bisa memilih political
cartoon.
Di
tahap awal pembaca dapat menikmati visual grafis, kemudian, mencoba memahami
konteks dari suatu peristiwa; dan hasil akhirnya adalah untuk memancing tawa.
Ketiga, jika pembaca mempunyai waktu khusus dan tertarik untuk mendalami suatu
topik tertentu maka disarankan membaca buku-buku yang bersifat kajian, relasi
atau interaksi humor dengan keilmuan atau profesi. Kategori terakhir ini tidak
untuk menghasilkan tawa secara langsung, akan tetapi untuk mengembangkan Humor
Quotient (kecerdasan humor) dalam jangka
panjang.
Untuk
acara kali ini, kami mengubah format peserta undangan, yang semula kami tujukan
kepada masyaramat umum lalu menjadi ke kalangan jurnalis media cetak, online, dan blogger. Dengan harapan rekan-rekan jurnalis agar dapat menyebarkan
dan memberitakan keberadaan perpustakaan humor kepada masyarakat luas. Saya
pernah membaca buku "Knowledge is not power, sharing the knowledge
is." Inilah esensi dari pendirian perpustakaan humor.
The
Future
IHik3
berharap, semakin banyak warga masyarakat yang menggunakan buku-buku yang ada
di perpustakaan humor baik sebagai hiburan ataupun untuk kajian lebih serius,
akan semakin baik.
Saya
ambilkan contoh dari koleksi buku yang tersedia, ada kajian mengenai Humor at Work. Ternyata kajian mengenai
humor di tempat kerja bisa dibagi menjadi: interaksi humor antara karyawan dan
sesama karyawan; humor antara manager dan manager; kemudian humor antara
karyawan dan managernya, serta yang terakhir humor antara manager dan pimpinan
perusahaan.
Humor for Health, sebuah penelitian yang
bertopik rumah sakit sudah menyadari bahwa ada kaitan antara tertawa dengan
pemulihan kesehatan pasien; dan suasana yang rileks, sangat diperlukan bagi
pekerja rumah sakit. Bandingkan dengan rumah sakit di Indonesia yang
menggunakan motto: “Cinta dan Tawa
untuk Hidup yang Lebih Maksimal”, akan tetapi baru-baru ini rumah sakit
tersebut mendapatkan pemberitaan negatif masalah uang muka untuk dirawat dengan
pengawasan intensif.
Jika
saja seluruh pekerja rumah sakit menjalankan motto tersebut dengan benar, bukan sekadar jargon, maka pendekatan
terhadap pasien akan berbeda. Di lain pihak, berdasarkan kajian, pekerja rumah
sakit pada umumnya juga mengalami banyak tekanan psikis dan mental saat
menangani pasien yang konsekuensinya hidup dan mati; sehingga mereka juga
sebenarnya membutuhkan lingkungan kerja yang mendukung untuk bisa lebih rileks
menghadapi situasi tersebut.
Masih
banyak lagi kajian-kajian humor yang tersedia di perpustakaan humor yang dapat
diaplikasikan dalam kehidupan dan profesi sehari-hari. Perpustakaan humor
adalah langkah awal, ke depan kami juga berharap agar bisa menjadi pusat
dokumentasi humor karya anak bangsa Indonesia. IHIK3 juga berharap perpustakaan
ini bisa menjadi jembatan bagi praktisi dan peneliti humor untuk saling
berdiskusi agar dapat menghasilkan humor
yang berkualitas dan beretika bagi masyarakat Indonesia.
Danny Septriadi, salah
seorang founder Ihik3 dan penggila
bacaan humor.
0 comments:
Post a Comment