Wednesday, October 14, 2009

Sampah oleh Jim B. Aditya

Manusia terlahir untuk menyampah. Masih jadi bayi koprot yang baru ke luar dari rahim ibu, kita sudah terbiasa menyampah. Pertama-tama dengan membuang air seni sambil ketawa-tawa ke muka bunda tercinta. Lalu membuang bekas pampers, air cucian popok, bungkus dan sisa makanan bayi. Saat berangkat remaja sampai usia dewasa kita semakin rajin menyampah. Ajaib memang semakin tinggi pendidikan seseorang semakin banyak pula ia menyampah. Bahkan sukses tidaknya seseorang secara sosial dapat diukur dari seberapa banyak sampah yang dia produksi per hari. Tak percaya? Coba saja ukur dan dibandingkan sampah seorang direktur PT Freeport dengan sampah seorang gelandangan. Seorang komisaris pabrik plastik dapat memproduksi berton-ton limbah pabrik perhari. Barang-barang plastik hasil pabriknya setelah terpakai akan menjadi sampah. Sampah jenis ini konon tidak akan pernah musnah selamanya dan akan terus menumpuk mengotori permukaan planet ini. Bandingkan dengan status seorang pemulung, alih-alih memproduksi sampah, ia malah banting tulang seharian membersihkan sampah dari jalanan demi menghidupi keluarga dan sesuap nasi. Pada masa pertumbuhannya manusia pun dapat berubah menjadi sampah. Ini bisa terjadi jika kita tumbuh dalam lingkungan masyarakat yang sakit, atau terjerumus ke dalam pergaulan yang sesat. Anak-anak yang lahir dan dibesarkan dalam kondisi serupa ini biasanya setelah dewasa akan jadi sampah masyarakat. Cikal bakal pencoleng, copet, pemabuk, tukang palak, pecandu narkoba, gelandangan, dan cap sederajat lainnya. Polusi dan kerusakan yang diakibatkan sampah tampaknya memang akan menjadi masalah besar yang akan kita hadapi di masa depan. Belum lagi ada solusi tentang apa yang akan kita perbuat terhadap sampah masyarakat dan sampah yang menumpuk di Bandargebang, kini sampah-sampah itu sudah bermutasi ke dalam kehidupan politik dan bernegara. Tidak seperti sampah yang kita kenal, sampah ini umumnya wangi-wangi, higienis, dan gemuk-gemuk. Parfum mereka dari Prancis, baju merek ternama, dan sepatu dari Italy. Mereka berkantor di departemen-departemen mewah milik pemerintah, lembaga-lembaga tinggi negara, pusat-pusat bisnis, perbankan, dan gedung wakil rakyat. Merekalah para koruptor, pencuri uang negara, dan penghisap darah rakyat. Orang-orang yang sudah membuang moral dan rasa malu demi harta dan nafsu duniawi. Termasuk di dalamnya para pejabat pemerintah yang suka menyalah gunakan wewenang dan kepercayaan rakyat untuk kepentingan sendiri. Dengan kerjasama yang rapih mereka dapat dengan mudah mendirikan bank yang kemudian dirampok sendiri. Menggelembungkan dana proyek negara, melahap hutan, jalan tol, uang dana sosial, dan berbagai proyek apbn lainnya. Sampah-sampah terhormat ini banyak juga yang berkantor di gedung wakil rakyat. Berdarah dingin seperti buaya, mereka bisa tetap tersenyum dengan wajah suci tanpa dosa menghabiskan total biaya Rp 46.049 milyar hanya untuk pesta acara penobatan. Sementara rakyat yang baru saja memilih mereka banyak yang mati kelaparan dan hidup dalam himpitan bencana. Jadi berhentilah menyampah hai para sahabat, sebab tanpa menyampah pun hidup kita sudah dikepung sampah...

0 comments:

Post a Comment


Toko Lucu

Amazon.com ArtStore Camera & Photo Store Mp3 Store Office Products Store Kindle Store Sports & Outdoors Store Health & Personal Care Store Home & Garden Store Grocery Store Magazine Subscriptions Store Software Store Shoes Store Tools & Hardware Store Kitchen & Housewares Store Industrial & Scientific Store Jewelry Store Video On Demand Videos Store Gourmet Food Store Watches Store Beauty Store Computer Store Cell Phones & Service Store Electronic Store Automotive Store Apparel & Accessories Store DVD Store Miscellaneous Store Wireless Accessories Store KOKKANG Store

$value) { if (strpos($param, 'color_') === 0) { google_append_color($google_ad_url, $param); } else if (strpos($param, 'url') === 0) { $google_scheme = ($GLOBALS['google']['https'] == 'on') ? 'https://' : 'http://'; google_append_url($google_ad_url, $param, $google_scheme . $GLOBALS['google'][$param]); } else { google_append_globals($google_ad_url, $param); } } return $google_ad_url; } $google_ad_handle = @fopen(google_get_ad_url(), 'r'); if ($google_ad_handle) { while (!feof($google_ad_handle)) { echo fread($google_ad_handle, 8192); } fclose($google_ad_handle); } ?>