Pameran Kartun 9th Kyoto International Cartoon Exhibition
Peresmian: Kamis, 26 Agustus 2010
pukul 19.30 wib
Pameran untuk umum: 27 Agustus – 5 September 2010 pukul 10.00 – 18.00 wib
Sudah sering terdengar bahwa beberapa kartunis Indonesia berulangkali menjuarai berbagai kontes kartun dunia. Banyak juga dari mereka yang meraih tempat kedua, ketiga, atau paling tidak berhasil masuk ke dalam kategori terpilih untuk dipamerkan. Kini terbukti lagi bahwa seorang Indonesia mampu meraih hadiah utama di dalam kontes bergengsi yang diadakan oleh Kyoto International Cartoon Congress.
Seniman ini adalah Jitet Koestono, langganan menang di berbagai festival antarbangsa. Karyanya yang meraih “gold prize” menjadi maskot pameran ini, yang sudah diselenggarakan di Kyoto, Jepang, bulan lalu dan kini disajikan di Jakarta. Ketua Juri, Yasuo Yoshitomi, memuji teknik drawing Koestono yang disebutnya “superior” dan mempunyai pandangan tajam layaknya jurnalis. Katanya, “Ia punya semangat muda yang sangat segar dan sungguh menjanjikan.”
Pameran kartun dari Kyoto ini tentu saja menjadi kabar gembira yang mengukuhkan posisi Indonesia di dalam pergaulan antarbangsa. Bentara Budaya merancangnya sejak tahun lalu tanpa benar-benar mengharapkan kejutan yang membahagiakan, mengingat persaingan yang umumnya sengit di ajang bergengsi. Karya-karya peserta pameran ini dengan jelas menunjukkan betapa ketat perbedaan mutu di antara mereka. Pemenang kedua, “silver prize”, adalah garapan Pawel Kuczynski dari Polandia.
Pameran untuk umum: 27 Agustus – 5 September 2010 pukul 10.00 – 18.00 wib
Sudah sering terdengar bahwa beberapa kartunis Indonesia berulangkali menjuarai berbagai kontes kartun dunia. Banyak juga dari mereka yang meraih tempat kedua, ketiga, atau paling tidak berhasil masuk ke dalam kategori terpilih untuk dipamerkan. Kini terbukti lagi bahwa seorang Indonesia mampu meraih hadiah utama di dalam kontes bergengsi yang diadakan oleh Kyoto International Cartoon Congress.
Seniman ini adalah Jitet Koestono, langganan menang di berbagai festival antarbangsa. Karyanya yang meraih “gold prize” menjadi maskot pameran ini, yang sudah diselenggarakan di Kyoto, Jepang, bulan lalu dan kini disajikan di Jakarta. Ketua Juri, Yasuo Yoshitomi, memuji teknik drawing Koestono yang disebutnya “superior” dan mempunyai pandangan tajam layaknya jurnalis. Katanya, “Ia punya semangat muda yang sangat segar dan sungguh menjanjikan.”
Pameran kartun dari Kyoto ini tentu saja menjadi kabar gembira yang mengukuhkan posisi Indonesia di dalam pergaulan antarbangsa. Bentara Budaya merancangnya sejak tahun lalu tanpa benar-benar mengharapkan kejutan yang membahagiakan, mengingat persaingan yang umumnya sengit di ajang bergengsi. Karya-karya peserta pameran ini dengan jelas menunjukkan betapa ketat perbedaan mutu di antara mereka. Pemenang kedua, “silver prize”, adalah garapan Pawel Kuczynski dari Polandia.
Seniman terkemuka dari Inggris yang dianggap paling senior di
kalangan mereka, Martin Honeysett, meraih penghargaan khusus juri. Pameran ini
menyajikan 187 karya para kartunis dari 33 negara. Dari jumlah itu –harap
dicatat—16 buah kartun adalah ciptaan Indonesia. Tema kompetisi dan pameran
kali ini, yang merupakan hajatan tahunan yang ke sembilan, adalah “What is the
Best Way to Develop Our Planet?”. Berbagai pandangan, cita-cita, kritik,
sentilan, atau sekadar komentar berhamburan lewat goresan tangan mereka. Tentu
saja itu semua di dalam gaya kartun, yang menggelitik dan jenaka.(Jokersyn Editorial).
0 comments:
Post a Comment